Sambut Tahun Baru Imlek, Warga Keturunan Tionghua Lakukan Ritual Mencuci Kimsin

    Sambut Tahun Baru Imlek, Warga Keturunan Tionghua Lakukan Ritual Mencuci Kimsin

    KOTA CIREBON - Persiapan menyambut tahun baru imlek dilakukan mulai dari bebersih vihara, pemasangan lampion, hingga lilin raksasa.

    Lilin berukuran besar/raksasa milik umat ini akan dipasang di halaman Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon yang akan digunakan pada ibadat malam pergantian tahun baru, peralihan dari Shio Macan ke Shio Kelinci.

    Lilin juga merupakan simbol pelita atau penerang kehidupan bagi umat tionghoa sendiri.

    Sebelumnya, warga keturunan Tionghoa juga melakukan ritual mencuci Kimsin atau Patung Dewa-dewi yang ada di altar vihara sebagai simbol pensucian diri dan menghantarkan dewa ke langit untuk melaporkan situasi di bumi.

    Pengurus Vihara Dewi Welas Asih, Hendra, menjelaskan,  pemasangan lilin raksasa biasanya dipasang dua hari sebelum Imlek.

    'Nah, nanti lilin dinyalakan sebagai lambang penerangan kehidupan, agar hidup kita itu selalu tidak gelap, dan selalu sukses", terangnya, Rabu (18/1/2023).

    Rencananya pada puncak perayaan imlek umat yang akan datang ini diprediksi mencapai 1000 lebih umat yang berasal dari wilayah cirebon dan luar daerah.

    "Kami berharap, tahun baru imlek ini mendapatkan kemakmuran dan harus cerdik serta berharap kerukunan antar umat beragama terus terjalin dengan baik", pungkasnya.

    Ndi/As

    kota cirebon jawa barat
    A. Subekti

    A. Subekti

    Artikel Sebelumnya

    Wakil Walikota Cirebon Hj. Eti Herawati...

    Artikel Berikutnya

    TPID Kota Cirebon Menggelar Pasar Murah...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Pelaku Pemukulan Pelajar Masih Berkeliaran, Kinerja Polsek Medan Area di Pertanyakan
    Polda Jabar Ungkap Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pelanggaran Aturan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Secara Tidak Prosedural
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami